Selasa, 21 Oktober 2014

"DUNIA KAMPUS"


Dunia Kampus
Dunia Kampus
Kata sebagian orang bahwa masa-masa yang paling indah adalah ketika kita berada di bangku sekolah menengah, namun sesuai dengan apa yang saya rasakan ternyata masa dimana masa-masa paling indah sebagai seorang remaja di saat mengarungi kehidupan di dalam dunia yang penuh gejolak ini adalah masa kuliah. Karena kita bisa mengekspresikan segala sesuatu lewat kreativitas dan mengeksploitasi potensi atau kemampuan yang terselubung dalam diri kita, serta semua problematika dan berbagai macam pengkerdilan atau pembelengguan tampaknya terkubur dalam-dalam pada masa ini. Tidak heran bila segala sesuatu terkesan bebas tanpa ada batasan atau pengikat sehingga kita menganggap bahwa kita adalah raja di atas segalah raja untuk segala sesuatu yang dilakukan. Di masa ini juga merupakan masa dimana kita yang masuk dalam kategori remja berstatus mahasiswa mulai mengenal dan mengetahui arti dari persahabatan, mengenal Tuhan lebih dekat lagi di kala rasa gunda mulai melanda asa dan angan, lawan jenis, rasa mencintai seseorang ataupun gejolak batin seorang remaja yang terungkap dan terpancar dalam berbagai jenis kenakalan.
Pada dunia remaja saat ini, sebagian remaja yang beruntung dan memang mumpunyai keinginanan untuk menjadi beruntung, tidak akan asing lagi dengan istilah kuliah ataupun ngampus. Disinilah kita mulai mengetahui apa yang namanya hidup mandiri, karena sebagian besar kita sebagai mahasiswa biasanya akan memulai sebuah kehidupan baru dimana kita akan hidup terpisah dengan orang tua dan para saudara untuk mencari seberkas harapan dan seribu kepastian demi cita dan asa yang telah kita gantungkan di tanah perantauan. Di samping mulai mengenal kehidupan mandiri, kita juga mulai mengenal kehidupan bebas tanpa adanya pengawalan lagi yang mungkin mengawasi diri kita pada saat zaman masih duduk di bangku sekolah. Serasa semua tali yang meliliti kebebasan terlepas dan mulai bisa bergerak bebas kesana-keamari tanpa adanaya peraturan yang mengikat lagi. Maka disinilah pentingnya pengawasan diri sendiri dan juga harus cermat dalam memilih kondisi lingkungan.
Di dalam dunia kampus sendiri terdapat berbagai macam organisasi, seperti organisasi internal kampus di tingkat fakultas sampai tingkat universitas dan juga ada organisasi eksternal seperti organisasi daerah (Organda) dimana organisasi ini sebagai tempat berkecimpungnya oang-orang yang berasal dari satu daerah dan masih banyak lagi. Dalam organisasi kita akan dididik untuk bagaimana kita bisa berorganisasi dan bersosialisasi ataupun berpolitik walaupun organisasinya bukan bernafaskan politik. Karena memang kehidupan di dalam kampus sendiri pun penuh dengan unsur-unsur politik seperti di kampus saya sendiri Kampus II UVRI Makassar. Mulai dari posisi rektor sampai dengan posisi karyawan biasa yang notabenya karyawan rendahan pun mulai melebur dengan sistem politik di dalam dunia kampus. Dan bukan saja untuk para birokrasi kampus namun dalam organisasi kemahasiswaan pun ada unsur politiknya yang sering terjadi menjelang pesta demokrasi pemilihan ketua yang baru. Maka dari itu mahasiswa dituntut agar sekiranya mampu beradaptasi dalam mengarungi miniature kehidupan di tengah derasnya arus globalisasi. Nah,, lagi-lagi peran kita yang dituntut dalam menentukan mana organisasi yang ingin digeluti sesuai dengan pribadi kita masing-masing. Dalam kegiatan yang sesungguhnya ada dalam organisasi itu sendiri tidak selalu bermuara pada demonstrasi. Tapi masih banyak kegiatan-kegiatan positif yang menjadi program atau arah yang hendaknya ditempuh. Output yang diharapakn dari kegiatan-kegiatan dalam organisasi adalah agar kita bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan yang paling penting adalah sebagai bekal yang sangat muliah ketika kita melepaskan almamater kebesaran atau ketika kita sudah selesai menjalankan proses studi untuk kembali ke kampung halaman, mengaplikasikan sisi positif yang telah kita dapatkan selama ini untuk perkembangan kampung halaman kita dan agar setidaknya masyarakat kita tidak lagi terjebak dalam kebobrokan atau pemikiran naïf yang sering kali melenceng jauh dari yang sebenarnya tentang peran mahasiswa.
Menggali potensi diri dengan berorganisasi itu sudah jelas dan bukan hal yang asing. Sudah banyak yang mengatakan demikian. Sebuah organisasi memiliki ketua, disini kita belajar menjadi pemimpin, sesuai dengan  visi dan misi organisasi ataupun sesuai dengan harapan anggotanya agar tidak terjebak dalam labirin kebodohan dalam menjalankan fungsi dan peran yang sebenarnya sebagai seorang pemimpin, bukan seperti sebagian pemimpin di zaman sekarang yang selalu mementingkan diri sendiri atau pemimpin yang rakus atau mata duitan. Dan kalaupun tidak menjadi seorang pemimpin atau hanya menjadi anggotapun kita bisa berkreasi dan mengembangkan apa yang menjadi potensi kita.
Diliat dari berbagai sisi, dunia kampus lebih beragam ketimbang dunia sekolah dan dunia kampus lebih bebas dan terbuka. Karena itu, kita juga perlu berhati-hati dalam rana ini. Tidak semua perkumpulan atau organisasi itu baik. Artinya bahwa kita dituntut agar berhati hati dalam memilih organisasi yang benar-benar menjadi wadah dalam mengaktualkan potensi yang baik. Kita ke kampus itu pastinya mempunyai satu tujuan yaitu untuk belajar. Namun ketika kita mencoba untuk mengkontruksikan arti dari pada belajar maka sebenarnya belajar itu sendiri bukan hanya mempelajari hal-hal yang akademis saja, tetapi non akademis juga. Di sisi lain ada juga yang mengatakan berorganisasi itu dapat mengganggu aktivitas kita sebagai seorang mahasiswa. Namun disini saya mau katakan bahwa orang yang mengatakan hal demikian adalah orang yang super goblok. Kenapa saya katakan demikian? Suda jelas jawabannya sederhana sesuai dengan kenyataan yang saya alami selama ini sebagai seorang mahasiswa yang boleh dikatakan sangat aktif dalam organisasi baik internal maupun eksternal. Buktinya jelas bahwasanya saya sekarang sudah menyandang gelar S.Pd (Seerjana Pendidikan) sesuai target dan ketentuan yaitu empat tahun. Apa yang sebenarnya menjadi salah satu faktor penghamabat aktivitas perkuliahan yang sering menimpa sebagian besar mahasiswa pada umumnya sampai-sampai mendapat gelar moyang kampus?. Jawabannya kembali kepada diri kita sendiri yakni bagaimana caranya memenej atau mengatur waktu, baik dalam mengikuti kegiatan organisasi maupun perkuliahan sehingga tidak terjebak dalam over dosis organisasi. Karena seyogyanya antara organisasi dan akademis memang sangat erat keterkaitanya atau adanya korelasi antara keduanya.
            Sebagai closse stagement saya bahwasanya Kebebasan akal akan membentuk kemerdekaan berfikir seseorang akan tetapi diperlukan landasan moral dan keyakinan yang seimbang. Banyak jalan yang bisa ditempuh untuk satu tujuan akan tetapi setiap jalan punya sekat yang berbeda. Maka proses adalah segalanya sampai pada keyakinan dalam rasa yang bukan kata-kata. Mari hanyut dalam proses perjalanan yang tak berbatas. Aku hanya manusia yang lahir dari perut ibuku dialah wanita paling mulia bagiku di dunia ini, aku dilahirkan dalam keluarga sederhana, rasa syukur yang tak terhingga aku bisa hidup dan diberi nikmat yang sanggat luar biasa ini, layaknya manusia lain aku harus bisa menghargai rasa syukur ini dengan segala sesuatunya. Untuk itu kenalilah aku dengan apa adanya bukan dengan adanya apa!!!

Tidak ada komentar: