Minggu, 24 Agustus 2014

SMSKU UNTUK TUHAN


Ada beban yang sering memberatkan punggungku ketika malam merayap naik menuju larut. Tepatnya dikamar sederhana ini, di salah satu sudutnya aku sering kali mengalienasikan diriku sementara dari virus-virus perusak moral diluar sana. Aku sengaja memilih menyendiri dan membiarkan imajinasiku menggeliat menembus batas dimensi ruang. Aku hanya ingin menyapa Tuhan di penghujung malam lewat SMS-SMS cinta yang sering kali kukirimkan untukNya sebagaimana kebiasaanku ketika beban demi beban semakin berat untuk ku pikul. Aku sadar, aku suda cukup lama tertidur pulas dan sibuk dengan mimpi-mimpi tak bermutu yang ku ciptakan sendiri lewat imajinasi dan hayalan-hayalan yang terlampau jauh mengitari alam pengembara. Setumpuk mimpi yang akhirnya menjebakku dalam lingkaran setan dan kebodohan, hingga aku tak mampu membedakan baik dan buruk ataupun salah dan benar. Aku seperti terlena dengan realita sosial yang ada di sekitarku. Ya, aku terlalu malas untuk bangun dari tidur panjang ini, bahkan kubiarkan arus dan gelombang realitas di sampingku mengalir deras tanpa sanggup aku hindari. Aku kalah, sementara yang lain melaju tanpa bisa dibendung, aku hanya diam ditempat ini, sibuk dengan kehidupan yang tak begitu bermutu, bahkan tak beranjak sedikitpun dari titik nol, titik kebodohan yang membelenggu kinerja otakku untuk berdinamika.
            Sejujurnya, Aku pernah mencoba bangkit. Bahkan aku sudah beberapa kali mengirim SMS untuk Tuhan agar mengeluarkanku dari penjara kebodohan ini. Tapi yah begitulah, Tuhan itu Maha Ghaib, Aku sulit menembus eksistensiNya, aku hanya bisa berprasangka kepadaNya, mungkin Dia sedang menunggu reaksiku dengan SMS yang tak kunjung dibalas itu atau mungkin saja Dia mau mengujiku seberapa besarkah kesabaranku ditengah penantian yang tak pasti ini, atau barangkali saja SMS-SMS ku tak sampai padaNya, salah nomorkah? Ah, tak mungkin, bukankah DIA dekat dengan hambaNya, bahkan lebih dekat dari urat nadi hambaNya. Suatu malam, setelah sekian lama menunggu SMS balasan dari Tuhan. Aku mencoba mengirim satu SMS lagi kepadaNya, satu SMS yang isinya tak jauh berbeda dengan SMS-SMS sebelumnya. Akupun selalu merayuNya setiap kali mengirim SMS itu dengan mimik muka yang pasrah dan dengan kata-kata yang cukup mengharukan, bahkan sesekali meneteskan air mata. Aku hanya berharap saat kuterbangun esok pagi nanti sudah tertulis di layar HP “one new messages from God”. Namu  SMS itu tak kunjung di balas. Ah sudahlah, mungkin belum saatnya SMS ku direply oleh Tuhan. Biarkan saja, aku akan terus menunggu, karena aku yakin suatu saat nanti, entah itu kapan, Tuhan pasti dengan senang hati membalas ku yang tak terhitung jumlahnya itu dan mengejutkanku di pagi hari "one new messages from God". Semoga saja.

Tidak ada komentar: