“Tak ada kata lusa untuk hari kemarin dan tak ada kata
panjang untuk hari esok.
Jika hari esok sudah tidak bisa merubah apa yang
berlaku hari ini, tetapi hari ini
masih
bisa merubah apa yang akan terjadi pada hari esok”
*(Watowuan
Tyno)*
Aku
dan hidupku tak saja mengurung diri dalam kelamnya ruang sempit berdinding
seng, aku selalu berdialog dengan dunia luar lewat alam imajinasi. Aku mencari
dan memberi makna bagi perjalanan hidupku di dunia. Aku belajar gelisah, aku
belajar cemas, dan akupun belajar tentang kebahagiaan. Aku bereksistensi dalam
diriku dan dunia luar, aku selalu terlibat dengan kedua-duanya, karena aku
adalah mahkluk yang sadar akan eksistensinya. Aku adalah subjek yang mengada,
aku bergulat dengan kelemahan jiwaku dan kerasnya dunia di luar diriku. Aku
merengkuh makna dari dalam dunia. Mengapa? karena dunia buat aku adalah domain
makna, bahkan dia adalah medan makna itu sendiri. Tapi sesungguhnya aku tak
bisa mengkonstruksi makna itu, aku hanya bisa mepresepsi makna dan menghadirkannya
dalam tutur kata. Aku selalu ingin mengungkapkan dan mengkomunakasikannya pada
setiap masa.
Aku
melihat dunia sebagai totalitas referensial, aku belajar darinya dan berhasil
menyingkap tabir penghalang eksistensi. Aku melihat, aku merasa, dan aku
mendengar jerit - jerit egoku terlempar di tengah kumpulan benda dan mahkluk
lainnya di sekitar diriku.
Akhirnya
aku tahu bahwa hidup adalah sebuah perjuangan untuk menemukan keberadaanku. Aku
jadi tahu dan memahami bahwa primodialisme manusia adalah sebuah kemungkinan
yang harus aku hadapi dengan realita hidup. Aku memproyeksikan ego dan
menerawang nasibku kelak, dimana aku harus membuka diri dan membebaskannya
menantang semua kemungkinan yang ada pada dunia. Aku gigih saat menyingkap
selubung dunia lewat hatiku yang terbuka untuk dunia di luarku dan lewat
perasaanku yang paling primodial dan keterlemparanku di tengah dinamika evolusi
kosmos. Aku
memang liar, dan benar-benar liar memahami eksistensiku. itulah jerit-jerit
egoku yang membuncah dalam dadaku selama ini. Aku ingin menjadi seorang manusia
sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar