Selasa, 29 Juli 2014

“MAJU KENA MUNDUR KENA_INI SALAH ITU SALAH”


Saat kesunyian perlahan-lahan hadir menemaniku di sudut kota ini.
Saat kedinginan mulai merasuki tubuh seakan menjadi selimut malam.
Hadirkan sepenggal pertanyaan hingga kini sulit untuk dijawab sendiri.
Memang sangat sulit rasanya.
Terombang ambing bagai layang-layang yg putus benangnya.
Tak tahu harus bicara apa dan harus berbuat apa.
Semua yang ada dalam logika seakan sirna, pergi menjauh.
Apa mungkin di mata mereka aku hanyalah seorang yang tak berguna untuk negeriku.
Apakah aku harus lebih jauh lagi berkelana mencari segumpal asa tersisa
Hingga waktu yang akan memanggilku untuk kembali ke negeri itu.
Rasa rindu akan tanah itu kian berkecamuk dan menggelora di dasar kalbu.
Pergulatan sunguh sangat hebat dalam akal dan nurani.
Memang benar kata Ibu, Banyak sekali polemik yang mengampirimu nanti, jika aku mengijinkanmu untuk pergi dari tanah ini.
Sekarang aku tersadar akan hal itu.
Yang aku katakan seakan tak bermakna, ketika tak ada yang mau percaya.
Yang aku katakan seakan menjadi sebuah lelucon bagi mereka.
Mungkinkah aku sangat hina di mata mereka.
Apakah mereka terhegemoni dengan masa laluku yang buruk itu.
Apakah keluargaku terlalu banyak berbuat kesalahan di tanah itu.
Sampai semuanya merembes dalam kehidupanku.
Oh, Pajinian dengarkah engakau rintihan jiwa ini.
Lelah mencari jalan pintas agar yang aku katakan mampu meyakini mereka yang lagi asyik menebarkan senyuman sinis.
Lewat angin yang berhembus ku kirimkan kalimat ini untuk kalian di sana
Yang dibutuhkan adalah revolusi sejati bukan sekedar reaksi
suatu kejadian bukan pemeliharaan, suatu reformasi bukn kontra refomasi
Lengserkan Egomu, jangan kalin menyangka aku masih seperti yang dulu
Untuk kalian yang merasa, aku bukanlah proyeksi dari refleksi latar belakang keluargaku.
Jika kalian mau bergulat denganku maka ku pinta persiapkan jurusmu
Karena jurusku mengkin bisa menglakan jurusmu
Aku hanya tidak suka kalian meremehkan aku, aku bukan anak kecil yang mau dicolok permen ke mulutnya.
Bukannya aku mau meladeni otak licik seperti kalian tapi ini adalah seruhan dari tanah itu lewat mimpiku semalam.
Aku mohon ajarilah aku tuk bersabar, tunjukanlah aku apa yang harus dikatakan.
Biar generasi kita tidak lagi merasa takut dan malu tuk berpacu
Katakanlah kepadaku apa yang kalian mau
Agar yang aku lakukan sesuai dengan yang kalian mau.

_PAJINIAN SELALU DI HATI_

Tidak ada komentar: