Kamis, 02 Oktober 2014

BERUSAHA UNTUK TETAP TEGAR


Langit sore ini tampak begitu gelap. Matahari harus berjuang untuk memancarkan sinarnya meski awan tebal menyelimuti bumi hari ini.  Mungkin aku harus berjuang seperti matahari. Berusaha untuk terus bersinar meski begitu banyak awan tebal di hadapanku. "kita harus berjuang dahulu, untuk bisa menikmati bahagia. Agar dunia lebih indah". Ya.agar dunia lebih indah. Tetapi aku sudah sangat lelah. Kuliah 4 tahun rasanya begitu berat. Terlalu banyak tugas dan kewajiban yang menuntut untuk segera diselesaikan. Menyerah...mungkin adalah suatu pilihan. Tapi, akan sangat pengecut buatku. Takkan lagi aku mampu untuk meneggakkan leher dan menantang tatapan-tatapan dunia yang tajam. Aku butuh sedikit ruang untuk diriku sendiri. Duduk dan menikamati hangatnya matahari di depan kos. Atau betul-betul merasakan sejuknya pagi yang tak selalu mampu aku sapa dengan senyum. Aku lelah dan butuh sebuah tempat untuk bersandar. Sebuah sudut hati yang mampu menenangkan tiap jiwa yang bergejolak. Aku punya sudut hati itu. Tapi ia tak di sini. Dan aku tak ingin memanggilnya untuk berada di sampingku. Biarkan ia tetap ada di sana. Aku tak ingin membebaninya dengan begitu banyak rintangan yang selalu meliliti kakiku. Ia sudah terlalu banyak merasa sedih. Ia pernah bilang "apa tujuanku pulang ke sini. Semua begitu membenci. Tak ada lagi yang betul-betul menjadi kawan. Semua hanya mampu menanyakan, menyakiti, dan tak memberi jalan keluar." aku masih ingat saat ia mengatakannya. Aku merasa begitu bersalah. Memintanya untuk menemani tiap manjaku tanpa pernah berusaha memahaminya. Aku tak ingin membebaninya lagi dengan begitu banyak tingkahku yang menyebalkan "aku takkan mintamu hadir menemaniku di sudut kekewatiran akan masa depan". Dan aku di sini dengan bertumpuk polemik dan berusaha mengeluarkan diri dari lilitan penghalang kaki tuk melangka mencari jawaban yang selama ini menjadi asaku yakni selembar kertas penuh makna alias ijasa. Berusaha untuk tetap bertahan dan melangkah meski dengan kaki terseret, tubuh lelah, dan hati yang berusaha tegar. Semoga Tuhan Raja Semesta menunjukan jalan yang terbaik buat hambanya.

Tidak ada komentar: