Langit sore ini tampak begitu gelap. Matahari harus berjuang
untuk memancarkan sinarnya meski awan tebal menyelimuti bumi hari ini. Mungkin aku harus berjuang seperti matahari. Berusaha
untuk terus bersinar meski begitu banyak awan tebal di hadapanku. "kita harus berjuang dahulu, untuk bisa
menikmati bahagia. Agar dunia lebih indah". Ya.agar dunia lebih
indah. Tetapi aku sudah sangat lelah. Kuliah 4 tahun rasanya begitu berat. Terlalu
banyak tugas dan kewajiban yang menuntut untuk segera diselesaikan. Menyerah...mungkin
adalah suatu pilihan. Tapi, akan sangat pengecut buatku. Takkan lagi aku mampu
untuk meneggakkan leher dan menantang tatapan-tatapan dunia yang tajam. Aku butuh
sedikit ruang untuk diriku sendiri. Duduk dan menikamati hangatnya matahari di depan
kos. Atau betul-betul merasakan sejuknya pagi yang tak selalu mampu aku sapa
dengan senyum. Aku lelah dan butuh sebuah tempat untuk bersandar. Sebuah sudut
hati yang mampu menenangkan tiap jiwa yang bergejolak. Aku punya sudut hati
itu. Tapi ia tak di sini. Dan aku tak ingin memanggilnya untuk berada di
sampingku. Biarkan ia tetap ada di sana. Aku tak ingin membebaninya dengan begitu
banyak rintangan yang selalu meliliti kakiku. Ia sudah terlalu banyak merasa
sedih. Ia pernah bilang "apa tujuanku pulang ke sini. Semua begitu
membenci. Tak ada lagi yang betul-betul menjadi kawan. Semua hanya mampu
menanyakan, menyakiti, dan tak memberi jalan keluar." aku masih ingat
saat ia mengatakannya. Aku merasa begitu bersalah. Memintanya untuk menemani
tiap manjaku tanpa pernah berusaha memahaminya. Aku tak ingin membebaninya lagi
dengan begitu banyak tingkahku yang menyebalkan "aku takkan mintamu hadir
menemaniku di sudut kekewatiran akan masa depan". Dan aku di
sini dengan bertumpuk polemik dan berusaha mengeluarkan diri dari lilitan penghalang
kaki tuk melangka mencari jawaban yang selama ini menjadi asaku yakni selembar
kertas penuh makna alias ijasa. Berusaha untuk tetap bertahan dan melangkah
meski dengan kaki terseret, tubuh lelah, dan hati yang berusaha tegar. Semoga
Tuhan Raja Semesta menunjukan jalan yang terbaik buat hambanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar