Malam ini aku
duduk bersama junior-juniorku di dalam secret Himpunan Mahasiswa Matematika.
Belum lama juga aku langsung di tawarkan untuk makan bersama mereka. Maklumlah
anak secret makannya cuma mie. Hehehe :) Setelah selesai menyantap mie buatan mereka, aku langsung disuguhi rokok
clasmild, walaupun clasmild bukan levelku namun apalah daya demi mulut yang
sepertinya memberontak minta pelicinnya dengan terpaksa dihisap dengan gayaku
saat merokok layaknya rokok surya. Tak lama kemudian mereka lebih memilih main
domino. Aku sepertinya kehilangan arah. “Apa yang harus aku lakukan” pikirku.
Terlintas dalam pikiran, dari pada duduk kosong tidak ada kerjaan mendingan aku
meaminkan jemariku di atas papan keoboard. Pikiranku mulai melambung tinggi ke
langit kelam memikirkan judul yang bagus untuk mengiringi tarian jemariku. Otak
ku langsung memberikan intruksi kepada jemari bahwa judul yang bagus adalah “Kader seperti apa yang kau harapkan?"
Padahal kadang masih bingung kader itu apa sih? mengkader itu
seperti apa sih? Kader itu untuk apa sih?
Ya, terkadang
saya bingung dengan pertanyaan macam itu. Berangkat dari kebingunganku, aku
langsung mengunjungi om google mengingat kampus kuning ada jaringan WiFi.
Ternyata arti kader di otaknya om
google, jawabannya banyak sekali, jadi tidak sulit menemukan arti
kata ini. Satu pertanyaan yang aku rasa sangat sulit mencari jawabannya adalah
"bagaimana mengkader yang baik? Hah, rasanya sulit sekali menemukan
jawaban yang valid. Sudah sering berkelana di banyak organisasi, sudah sering
melihat naik turunnya kepemimpinan di sebuah organisasi, sudah cukup lama
belajar dikader dan mengkader, sudah cukup sering mendengar pernyataan "Bagusan
zaman kita ya? yang sekarang, ya begtulah seperti yang kita lihat!" Emmm,
berkacalah pada pernyataan pertama, "Bagusan zaman kita ya?" Bukankah
seharusnya kita yang malu? ketika sudah berhasil menciptakan organisasi yang
berdiri dengan baik, bukankah seharusnya kita juga bisa menciptakan kader yang lebih
baik dari kita? Bukankah kader yang baik yang kita ciptakan pasti bisa
memajukan organisasi yang kita tinggalkan, jadi bukankah artinya kita yang gagal
kalau prestasi organisasi kita merosot? Apa
yang salah dari kader yang kita didik? "Renungkanlah pernyataan ini
ketika kalian merasa organisasi kalian berjalan mulus pada saat kepemimpinannya
kalian, tapi kalian merasa kepemimpinan selanjutnya kurang bagus atau tidak
seperti yang diharapkan. Pernyataan kedua yang juga sering sekali aku dengar,
" kader yang sekarang sepertinya sangat apatis ya" Ehhmm, jika aku
telusuri pernyataan “apatis” ini sekadar perasaan kita saja mungkin. Pernyataan
seorang senior yang merasa tidak dihargai juniornya. Tapi, lagi lagi, saya
minta kalian yang mengeluarkan asumsi ini bercerminlah terlebih dahulu sebelum berbicara.
Sudahkah kalian turut memberikan perhatian atau mengkader mereka berada di organisasi
yang kalian tinggalkan? jangan-jangan, kalian itu cuma senior yang datang kemudian
membentak dan marah-marah saat masa penerimaan anggota baru (MPAB). Jangan-jangan
kalian cuma senior yang ketika selesai, terus langsung meninggalkan jeniornya
tanpa sesekali membantu mereka mengurus organisasi, atau bahkan sekedar mampir
di secret dan curhat-curhat sama jenior saja kalian tidak pernah. Terus, ketika
kalian datang untuk marah-marah pada saat kegiatan masa penyambutan anggota
baru (MPAB). Wajarlah jika mereka cuek, kenal saja rasanya tidak dengan kalian,
lalu marah-marah, hak kalian apa? oke, mungkin ini belum masuk ke inti
permasalahannya, kita sambung nanti di sesen 2, di lain kesempatan. Oke!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar