Selasa, 24 Juni 2014

TENTANG KITA


1. PANCARAN CINAR DUA BOLA MATAMU MELEMAHKAN AKU PRIA PERKASA
          Di mataku, Kota Angin Mamiri sore itu tampak begitu mempesona. Cahaya mentari yang kuning keemasan seolah menyepuh atap-atap pondokan wiyata mandala.
Semburat cahaya kuning yang terpantul dari jendela menciptakan aura ketenangan dan kedamaian.
Aku memandang ke arahnya yang seakan-akan bersimpu malu dengan suasana baru bagi dirinya. Raut wajanya menampakan keriangan dan bibir tipis yang aduhai, pancaran sinar kedua bola matanya serta senyum yang sangat menawan membuat hati bagaikan kejatuhan bulan, ditambah lagi dengan semilir angin yang menghadirkan kesejukan serta suara desaunya benar-benar terasa sempurana seolah-olah membuat suasana yang penuh dengan celotehan dan alunan nada gitar sahabat-sahabat tidak didengar serasa bagaikan berada didunia yang tak seorangpun tinggal yang ada hanyalah aku dan dia.
          Dalam kalbu ada desakan yang kian membara menghembuskan kata yang tak bersuara “Andaikan aku dapat memlikinya, aku tidak akan menyia-nyiakannya sampai titik dara penghabisan, sampai akhir menutup mata, aku tidak akan ke mana-mana selain berkelana dalam kalbunya sembari mencari jawaban atas semua tanya tentang yang dicari setiap kaum adam atas tulang rusuknya.”
          Sungguh sangat indah sore itu, bagi ku tak seindah hari-hari kemarin, entalah bagi sahabat-sahabatku seperti apa yang mereka rasakan akan suasana itu aku juga tak mengetahuinya. Tapi bagiku itulah yang ku rasakan. Tatapan matanya sore itu telah membuatku seolah – olah berada jauh mengitari langit yang ke tujuh.
          Sesungguhnya bukan semata-mata cuaca dan suasana menjelang musim semi atau saat sang mentari mau bertengger diatas cakrawala jingga yang membuatnya begitu mempesona, bukan semata-mata sihir matahari senja namun bagiku begitu adanya dan akupun tak bisa menafikannya.           Bukan semata-mata hembusan sang bayu senja yang membuat ku begitu merasakan kenyamanan, akan tetapi lebih dari itu yang membuat aku pandangi tampak menakjubkan adalah karena musim semi sedang bertandang di hatiku, matahari kebahagiaan sedang bersinar terang, bunga – bunga di sekitar sedang menebar wanginya, tembang – tembang cinta mengalun di dalam hati, memperdengarkan irama terindahnya. Dan penyebab itu semua, tak lain dan tak bukan adalah seorang gadis hitam manis lesung pipi titisan sang dewa dewi pulau seberang di sebelah tanah kelahiranku yakni pulau Lomblen. Kecantikannya bagai bunga mawar putih yang sedang merekah. Gadis yang di matanya seumpama permata safir yang paling indah. Gadis itu adalah kilau matahari di musim semi bagiku yang hadir dalam akal dan nurani.                
          Belum begitu lama menghirup udara segar dan menatap wajahnya yang mungil dan menggemaskan itu, keesokan harinya senyuman itu pergi terasa hilang seketika. Suasana pondokan kembali seperti hari-hari biasanya.
Tetapi tidak bagi hatiku yang tengah merasakan sebuah kehangatan jiwa walau pemilik senyumnya telah pulang. Kepergiannya hanya menitipkan nomor ponsel, mungkinkah ini bertanda ada signal bagus? Entalah… 

2. JIKA TUHAN MEMBAWA ENGKAU KEPADA CINTA
 
Laksana tanah yang dilantakkan tenaga dahsyat kataklismik. Aku gugup, jantungku berayun-ayun, denyut nadi seakan berhenti seketika seumpama dihantam seorang petinju hebat beruntun, berjingkat jingkat seperti didalam kulkas bertumpukan bongkahan es, kedua kaki tak teguh, tangan seakan tak sanggup memencet tombol hijau pada ponsel dengan nomor ekor 603 di malam yang penuh dengan gemerlap bintang di atas cakrawala yang pekat. Rasaku tak menentu, detak nadiku goncangkan dadaku menghanyutkan ketenangan kalbu. Namun ku coba sadarkan jiwaku yang menggebu dan ku sentak diriku.   
          Seketika saja semuanya hilang bagaikan diguyur puting beliung, sirna dan pergi menjauh. Tahap demi tahap lantunan kata-kata indah mengalir dari mulut sampai pada tahap klimaks “Aku cinta kamu”, sembari berharap tidak menjadi ilusi.
A : Mengapa kau  menyukai saya?
T: Saya tidak dapat menjelaskan alasannya.
Tetapi saya sungguh mengagumi mu.
A: Kau bahkan tidak dapat memberikan alasan kepada saya
Bagaimana kamu dapat berkata menyukai saya?
Bagaimana kamu dapat berkata kamu mencintai saya?
T: Saya sungguh tidak tahu alasannya,
tetapi saya dapat membuktikan bahwa saya mencintai kamu.
A : Bukti? Tidak!
Saya mau kamu menjelaskan alasannya.
Pacar kawan saya dapat berkata kepada kawan saya
bahwa dia mencintai kawan saya, tetapi kau tidak dapat!
T : Ok ok!!! Hhhhmmmm,,,,,, karena kamu cantik, karena suaramu enak didengar, karena kamu sepertinya gadis yang penuh  perhatian,  mengasihi, bijaksana,
A: oh, tidak…. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi seketika itu,
dan secepat itu???? Kalau Tuhan menciptakan bumi dan isinya kita berdua maka apa pun terjadi dan siapa pun dia tak mampu menafikannya dan merasa sangsi dengan semua itu.
T: hhhmmmmm,,, di malam yang penuh dengan gemerlap bintang ini ku mohon kau menatap dan menghitungnya, berapa banyak bintang yang gemerlap di atas cakrawala itu??
A: Aku tak sanggup mengitungnya, banyak!!!
T: singkatnya hanya satu kejoranya, maka hanyalah satu yang ku kagumi..
A: hehehehehehehe,, GOMBAL!!!!!!!
T: tapi semuanya lahir dari kalbu suciku. ‘’ cinta bagaikan hantu yang datang tanpa undangan…
A:  Tapi aku suda ada yang punya.
T: kehadiran ku atas nama cinta,, kehadiranku tidak ingin memisahkan kedua insan yang mungkin cinta mereka suda tumbuh mengakar..
A: terus???
T: aku hanya punya satu solusi, mungkin inilah terbaik..
A: apa????
T: jalani saja sampai waktu yang menjawab semua misteri dibalik tirai kepastian, bagi ku cinta lahir karena kecocokan jiwa, entalah apa yang terjadi di akhir episode kebimbangan.
A: HHmmm,, okokok. Iya aku mau menjalani cinta bersama mu tapi biarkanlah saja waktu yang akan menjawab semua yang menjadi asa mu..
T; terimakasi atas jawabannya walau belum sepenuhnya menjawabpi asa suciku..
A: hehehe,, ya suda saya pamit dulu karna kelopak mata ini seakan tak tahan lagi..
T; oke,,, Rebahkanlah tubuhmu ,, pejamkanlah mata indahmu,,sembari menunggu angin ketenangan mengiringi perjalanan tidurmu,, hingga mentari pagi membangunkanmu dari mimp

3.  MENANTI SEBUAH KEPASTIAN DI BALIK TIRAI KEBIMBANGAN
 
Mungkinkah waktu akan memberikan sebuah kepastian yang pasti???
Akankah Sang pemilik cinta berpihak padaku???
Semua pertanyan mulai menghantui naluriku, membuat kelopak mata pun tak mau terpejam.
Dongeng klasik pun tak mampu menjadi  obat penawar  tuk meninabobokan kelopak mata, hingga pagi menjelang saat bola api kemerah-merahan pun kembali menyinari bumi…
Detik demi detik berlalu namun bayangan akan tetap ada, tentang kepastian yang menjdi tanda tanya.
Disaat sang mentari mulai kembali ke peraduannya, kegelapan malam pun hadir menemani diriku disudut penantian.
Tak disangka deringan nada ponsel memberikan isyarat ada pujaan hati yang menyapaku malam ini. Pikiran mulai menerawang serta membumbung tinggi ke langit kelam tentang penantian itu.
Tak segan-segan tombol hijau pun dipencet, suara nan lembut mulai memasuki telinga bagai nyanyian pengembala diladang Sang Khalik.
Tak disangka kata kepastian meluap bagai ombak menerpa karang “Bintang dan bulan menjadi saksi bisu atas kataku, aku ingin menjalani cinta denganmu layaknya adam dan hawa begitupun Romeo dan Juliet, aku dan dirinya sudah terpisahkan oleh jurang yang curam dan terjal, semua itu niatku untuk menjawab semua asa sucimu’’.
Ku ucapkan terimakasi buatmu pujaan hatiku, engkau bagaikan cermin Tuhan yang turun dari surga sehingga aku dapat melihat hadirnya diriku di dalam dirimu…
19 maret 2011 pun menjadi langka awal dalam menjejaki lorong-lorong romantika percintaan.
          Bagi ku Inilah saat yang memisahkan aroma kehidupan dari kesedarannya, inilah percikan api  yang menyalakan wilayah-wilayah jiwa, inilah nada magis pertama yang dipetik dari dawai-dawai perak hati manusia, inilah saat sekilas yang menyampaikan pada telinga jiwa tentang risalah hari – hari yang telah berlalu dan mengungkapkan karya kesadaran yang dilakukan, menjadikan mata jernih melihat kenikmatan di dunia dan menjadikan misteri – misteri keabadian di dunia ini hadir, inilah benih yang ditaburkan oleh dewi cinta dari suatu tempat yang tinggi dan menaburkan benih di dalam ladang hati.
Pandangan pertama kekasih adalah seperti roh yang bergerak di permukaan air mengalir menuju surga dan bumi.
Pandangan pertama dari sahabat kehidupan menggemahkan kata – kata Tuhan, “Jadilah, maka terjadilah”
Inilah kumpulan huruf yang bercerita pada dunia. Bayangan masa itu menarik bagaikan memoriku menjauhi letak normalnya.
Pemindahan ingatan yang masih jelas detailnya karena rasa di dalam kalbu, perubahan tenaga secara teratur mengungkapkan perubahan rencana ungkapan gejolak jiwa ini.
Bagian yang paling dalam lautan hati, membangkitkan semangat secara serta merta berawal dari rasa, itulah cinta.
Berlari tunggang langgang dikejar beban pikiran memanggil satu nama dari kumpulan manusia untuk mengetahui isi hatinya.
Penganalisaan dalam khayal tanpa dapat diragukan sisa yang tinggal setelah satu keadaan mengalami penyempurnaan lengkap.
Partikel – partikel dunia yang sangat halus yang terpancar keluar ketika pengorbanan itu harus menyerupai hujan merasakan jatuh ke bumi dan naik kembali membentuk awan.
Pengembaraan suatu pemikiran tidak dibatasi oleh apa pun jua. Terang telah membawaku pada logika di atas logika..


Tidak ada komentar: